2 Gadis Manis Yang Terangsang Nonton Bokep

dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Rasya kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Rasya duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Rasya tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!
Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Rasya cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Rasya. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.
Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.
Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas.
Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Rasya. Sesekali Rasya menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Rasya. Dari bahasa tubuhnya, Rasya sangat menikmati pijatanku.
“Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Rasya mengerang.
Lidahku mulai menjilati telinganya. Rasya menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Rasya makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.
“Payudaramu seksi sekali, Rasya.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Rasya memainkan bola matanya dengan genit.
“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.
“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir.

“Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Rasya memintaku mulai beraksi.
Penisku perlahan menembus memeknya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Rasya dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kami bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan.
Vaginanyamasih rapat sekali. Mirip dengan ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.
“Agh.. Agh..” Rasya mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.
“Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.
Rupanya Rasya adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti.
Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Rasya menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Rasya sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.
“Hey.. Perih tau!” teriak Rasya. Aku tertawa.
“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnyahingga membuatnya geli.
Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.
“Aku mau nyampe, Rasya..”
“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.
“Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Rasya meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Rasya berteriak makin keras.
“Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”
Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..
“Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Rasya makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.
“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Rasya menyusulku orgasme.
Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasmservice. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudaradan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya.
Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Rasya tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.
“Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”
Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.
Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.
“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Rasya. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Rasya tertawa.
“Kenalin, dia Nadia. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.
“Hi Nadia..” sapaku. Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Rasya dan memakainya. Nadia masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang.memek kontolanjing bangsat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *